LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI RS MUHAMMADIYAH KALITIDU

Tugas Akhir
Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir
Di Balai pendidikan dan pelatihan kesehatan
 BP2K AKSMI HUSADA BOJONEGORO
Di susun oleh:
Nama : MUHAMMAD ROMADHON
NIK : 2012011040
Program : MANAJEMEN APOTEK DAN FARMASI

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEHATAN
BP2K AKSMI HUSADA BOJONEGORO
TAHUN 2012/2013

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah di konsultasikan kepada pembimbing, dapat di setujui dan di sahkan. Guna memenuhi persyaratan kelulusan BP2K AKSMI HUSADA BOJONEGORO Tahun Akademik 2012/2013 yang di setujui dan di sahkan pada:
Hari          :      
Tanggal   :  
Tempat    : BP2K AKSMI HUSADA BOJONEGORO

                                                                            Bojonegoro,
                                                                             BP2K AKSMI HUSADA

Menyatakan,                                                                                    Menyetujui,


M. SHIDKON.S.E                                                           RACHMA APRILIA S Bagian Akademik                                                                        Pembimbing

Mengetahui,


MOKHTAR SAYYID
Pimpinan operasional





HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN


*       MOTTO

a)         Kegagalan demi kegagalanlah yang mengajari kita untuk lebih sukses          kedepanya.
b)        Pantang menyerah dan selalu semangat mengejar apa yang kita impikan meski kegagalan akan menyertai langkah kakimu. Jangan pernah berhenti mencoba dan terus mencoba sampai titik impian tercapai.
c)        Kegagalan adalah guru yang tak terlihat.dari kegagalan kita dapat belajar bagaimana strategi untuk melangkah kedepan.


*       PERSEMBAHAN

a)        Tuhan yang Maha Esa yang selalu  memberikan kesehatan dan umur yang panjang.
b)        Kepada orang tua kami yang selalu memberikan do’a , dukungan dan yang telah membantu dalam segala hal.
c)        Pegawai dan staf  RS.MUHAMMADIYAH KALITIDU  yang telah membina kami selama PKL.
d)       Instruktur pembimbing yang telah membimbing kami dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.










KATA PENGANTAR
        Puji syukur alhamdulilah kehadirat allah SWT.atas rahmat dan hidayahnya ,saya  dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan kegiatan pendidikan dan pelatihan di BP2K AKSMI HUSADA pada  program manajemen farmasi.
        Dalam penulisan Tugas Akhir ini. Saya tidak lepas dari peran dan dukungan orang-orang di sekitar saya.oleh karena itu sepatutnya bagi saya untuk mengucapakan banyak terima kasih kepada :

1)        Bapak Mokhtar sayyid selaku pimpinan operasional BP2K AKSMI HUSADA Bojonegoro.
2)        Ibu Rachma Aprilia s. Selaku pembimbing penyusunan tugas akhir.
3)        Bapak / ibu pembimbing di BP2K AKSMI HUSADA Bojonegoro
4)        Ibu Dwi Reni Nisvulaily N,selaku pembimbing lapangan di RSM kalitidu
5)        Segenap keluarga, sahabat dan teman saya yang telah memberi motivasi dan mendukung saya dengn sepenuh hati.
6)        Pihak-pihak yang telah memfasilitasi serta membantu terlaksananya prkatek lapangan .
 Atas  segala peran serta dalam penulisa tugas akhir ini ,dengan segala kerendaha hati saya mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan ini,
  Untuk itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua orang .
  Akhir kata saya ucapkan banyak nterima kasih atas semuanya.
                                                                                                       
                                                                                           Bojonegoro , juni 2013
                                                                                                        Penyusun


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................ iii
HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................. iv
HALAMAN DAFTAR ISI................................................................................. v
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN................................................................ vii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar belakang............................................................................... 1
B.     Rumusan masalah......................................................................... 1
C.     Tujuan pembahasan....................................................................... 2
D.    Manfaat pelaporan......................................................................... 4
BAB II : LAPORAN PRAKTEK KARYASISWA
A.    Manajemen Apotek
1.      Pengelolaan obat..................................................................... 5
a.       Perencanaan obat............................................................... 5
b.      Pengadaan obat.................................................................. 5
c.       Penerimaan obat................................................................. 6
d.      Penataan obat..................................................................... 7
e.       Penyimpanan obat............................................................. 7
f.       Penjualan /distribusi obat.................................................. 7
g.      Pencatatan obat.................................................................. 9
h.      Pelaporan obat Narkotik dan Psikotropik.......................... 9
i.        Pemusnahan...................................................................... 9
2.      Pengelolaan keuangan........................................................... 10
3.      Pengelolaan administrasi.........................................................10
B.     Pelayanan Teknis  Kefarmasian
1.      Pelayanan resep.................................................................... 11
2.      Pelayanan non resep............................................................. 12
3.      Pelayanan komunikasi informasi dan edukasi (KIE)............ 13
BAB III : PEMBAHASAN
A.    Definisi Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1.      Definisi PKL........................................................................ 15
2.      Tujuan PKL.......................................................................... 15
B.     Gambaran Umum Tempat PKL
1.      Sejarah berdirinya RSM kalitidu......................................... 16
2.      Lokasi RSM kalitidu........................................................... 18
3.      Sarana dan prasarana........................................................... 18
4.      Ketenagaan /personalia....................................................... 19
C.     Pembahasan  Kasus
1.      Kekosongan obat di RSM kalitidu........................................21
BAB IV :  PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................ 22
B.     Saran........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 23











DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1          :  Profil RSM kalitidu
Lampiran 2          : Struktur Organisasi RSM Kalitidu
Lampiran 3          : Denah Lokasi RSM Kalitidu
Lampiran 4          : Denah Ruangan di RSM Kalitidu
Lampiran 5          : Denah Ruangan Kamar Obat
Lampiran 6          : Alur Penerimaan Pasien RSM Kalitidu
Lampiran 7          : Contoh Resep
Lampiran 8          : Contoh Kwitansi
Lampiran 9          : Contoh Etiket
Lampiran 10         : Foto Kegiatan
Lampiran 11         : Lembar Konsultasi
Lampiran 12         : Dekripsi Keterampilan
Lampiran 13          : Catatan Harian Praktek
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar belakang
 Salah satu cara untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat adalah melalui pengadaan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dimana tempat dilakukan kegiatan kefarmasian oleh Apoteker. Pekerjaan yang dilakukan di apotek di mulai dari pengadaan ,penerimaan, pencatatan, dan pelaporan obat, serta pembelian layanan yang langsung berhubungan dengan pasien. Seperti layanan obat atas resep dokter dan layanan swamedikasi, disamping  itu  dilakukan juga pengelolaan sumber daya manusia , administrasi umumserta keuangan.pekerjaan kefarmasian harus di sertai kemampuan mengimplementasiakan pharmacetutical care sebagai tindakan nyata tanggung jawab profesi.
Apotek merupakan salah satu sarana  kesehtan tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.mengingat begitu kompleknya fungsi apotek ,maka apoteker yang bekerja sebagai apoteker pengelola apotek  (APA) harus memiliki kompetensi,komitmen,sikap,tanggung jawab dan keterampilan. APA harus bersifat efisien ,efektif,dan memiliki kemampuan dalam perencanaan ,pengaturan, pengarahan,moitoring, edukasi , komunikasi dan pengetahuan pasar. Selain itu, seorang apoteker harus mampu menjaga keseimbangan antara pengabdian untuk kepentingan masyarakat dengan kepentingan pribadi yang menyangkut masalah ekonomi

B.                 Rumusan masalah

1.                   Fungsi apotek di RSM kalitidu?
2.                    Pelayan apotek di RSM kalitidu?
3.                   Pengelolaan apotek RSM kalitidu ?



C.                Tujuan Pembahasan
1)                   Fungsi Apotek di RSM kalitidu
Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. Mengingat begitu kompleknya fungsi apotek , maka apoteker yang bekerja sebagai apoteker pengelola apotek (APA) harus memiliki kompetisi,komitmen,sikap tanggung jawab dan keterampilan.
Saat ini sudah terjadi pengertian definisi terhadap fungsi apotek,apotek bukan hanya merupakan bisnis produk tetapi merupakan  bisnis jasa pelayanan yang bersifat aktif ats kebutuhan pasien. Peran apotek dapat di tinjau dari dua aspek yaitu, aspek pelayanan kefarmasian yang profesional dan aspek manajerial apotek. Aspek pelayanan kefarmasian berkaitan dengan kemampuan apoteker untuk mengimplementasiakan pharmaceutical care sebagai tindakan  nyata tanggung jawb profesi. Aspek manajerial berkaitan dengan pengelolaan apotek juga harus di perhatikan agar apotek dapat terus tumbuh dan bekembang.

2)                  Pelayanan apotek di RSM kalitidu
Pelayanan kefarmasian merupak kegiatan yang harus di perhatiakn dan dilakukan dengan etiak kefarmsian karena pelayanan yang baik secara etiak farmsi kegiatan kefarmsian akan berjalan sesuai harapan. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab APA (Apoteker Pengelola Apotek) serta sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi kepentingan masyarakat.Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang tertulis dalam resep dengan obat paten.Pengeloaan apotek di bidang ketenagakerjaan meliputi pembinaan, pengawasan, pemberian insentif maupun pemberian sanksi terhadap karyawan apotek agar timbul kegairahan, ketenangan kerja, dan kepastian masa depannya.
Di apotek RSM kalitidu memberi pelayana yang prima terhadap pasien yang berobat di RSM kalitidu, dengan personalia yang menjaga etika farmsi menjadiakn apotek RSM kalitidu menjadi pilihan warga kalitidu untuk berobat atau berkonsultasi tentenag obat-obatan .

3)                  Pengelolaan  Apotek  di RSM kalitidu

Pengelolaan apotek merupakan segala upaya dan kegiatan yang dilakukanoleh seorang apoteker dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi apotek. Pengelolaan apotek sepenuhnya berada ditangan apoteker, oleh karena itu apoteker harus mengelola secara efektif sehingga obat yang disalurkan kepada masyarakat akan lebih dapat dipertanggung jawabkan, karena kualitas dan keamanannya selalu terjaga. Sesuai dengan PERMENKES RI No. 26/Per.Menkes/Per/I/1981, Pengeloaan apotek meliputi :
·       Bidang pelayanan kefarmasian
·       Bidang material
·       Bidang administrasi dan keuangan
·       Bidang ketenagakerjaan
·       Bidang lain yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek
·       .Pengelolan apotek di bidang pelayanan meliputi :
Pembuatan,pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan kesehatan di bidang farmasi lainnya.
Pengelolaan apotek di bidang material meliputi :
a)    Penyediaan, penyimpanan, dan penyerahan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan   keabsahannya terjamin.
b)   Penyediaan, penyimpanan, pemakaian barang nonperbekalan farmasi misalnya rak-rak obat, lemari, meja, kursi pengunjung apotek, mesin register , dan sebagainya.
pencatatan uang dan barang secara tertib, teratur, dan berorientasi bisnis.
Pengeloaan apotek di bidang ketenagakerjaan meliputi pembinaan, pengawasan, pemberian insentif maupun pemberian sanksi terhadap karyawan apotek agar timbul kegairahan, ketenangan kerja, dan kepastian masa depannya.
 Pengelolaan apotek di bidang lainnya berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek meliputi pengelolaan dan penataan bangunan ruang tunggu, ruang peracikan, ruang penyimpanan, ruang penyerahan obat, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, tempat pencucian alat, toilet dan sebagainya.

D.                 Manfaat pelaporan

Pada umunnya dalam melaksanakan kegiatan praktek kerja lapngan terdapat dasar-dasar pelaksanaan yang melandasinya.
Manfaat khusus dari pelaporan tugas akhir ini adalah untuk memberikan kemudahan dalam mengatur manajemen apotek terutama dalam hal perencanaan obat,pengadaan obat,penerimaan obat,penataan obat,penyimpanan obat,penjualan obat, pencatatan transaksi penjualan obat, pencatatan transaksi pembelian obat, pencatatan transaksi ,retur obat, stock opname,  penambahan data obat, penambahan data pelanggan, penambahan data pemasok, penambahan data dokter,  pembuatan laporan bulanan di Apotek RSM kalitidu.
Manfaat pelaporan PKL bagi siswa
·             Memberi pengalaman kerja bagi siswa untuk mengaplikasiakan materi yang di pelajari di sekolah dengan tempat unit kerja.
·           Siswa memahami tiap-tiap cara kerja
·           Siswa memehami tugas pada bidang kerjannya











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Manajemen Apotek
1.      Pengelolaan obat
Apotek merupakan suatu badan usaha yang berkewajiban untuk mendistribusikan obat yang di butuhkan oleh masyarakat. Berdasarkan paket regulasi obat pada tanggal 21 oktober 1993,apotek di perbolehkan secara langsung membeli obat kepada produsen (industri farmasi) tanpa melalui PBF serta di peroleh mengimpor obat. Namun untuk dapat melaksanakan hal tersebut di butuhkan dana yang besar dan waktu yang lama,sehingga pada umunnya apotek tetap memesan obat kepada PBF.

a.      Perencanaan obat
Pada dasarnya perencanaan itu di sesuaikan dengan kebutuhan konsumen,pola penyakit yang berkembang dan taksiran jumlah pasien yang biasanya dituangakan dalam DORS (daftar obat rumah sakit), dari itu dapat di ketahui jenis-jenis obat apa saja serta alat kesehatan yang paling banyak di butuhkan
Perencanaan obat di RSM kalitidu merupak tugas dari Apoteker pengelola apotek (APA) pengadaanya meliputi: Apoteker pengelola apotek memesan barang atau obat di PBF kemudian PBF mengantarkan baranag atau obat yang di pesan oleh APA di  apotek RSM kalitidu,setelah di cek keabsahan faktur penerimaan barang di simpan di gudang obat RSM kalitidu.

b.      Pengadaan obat
Jumlah kesediaan yang menipis,dapat di lihat dalam buku defecta berdasarkan sisa stok barang yang ada untuk memenuhi kebutuhan apotek pada konsumsi masyarakat dapat  diketahui dengan cara melakukan evaluasi kebutuhan tiap item obat berdasarkan obat yang di pakai dalam satu jangka tertentu. Pemilihan PBF  tempat pesanan obat dilakukan dengan pertimbangan kualitas barang meliputi expired dare dan mutu fisik sediaan ,harga dan diskon yang ditawarkan,jangka waktu pembayaran ,kualitas pelayanan dan ketepatan waktu pengiriman barang.
 Obat generik yang tercantum dalam DOEN (daftar obat esensial nasional) dapat digunakan sebagai acuan perencanaan apotek RSM kalitidu merupakan apotek baru sehingga acuan perencanaan adlah jumlah minimal obat generik yang harus dimiliki oleh apotek baru yaitu 75% dan  apotek 225 obat generik yang tercantum dalam DOEN.

c.       Penerimaan obat
 Obat dan perbekalan farmasi yang di terima oleh apotek penyedia di terima di gudang  obat sebelum obat di terima , terlbih dahulu di lakukan kroscek terhadap obat dan perbekalan farmasi yang di kirim.
 Penerimaan obat dari PBF selalu di sertai faktur-faktur di tanda tangani oleh penerima barang  dan di stempel apotek. Pada saat menerima barang perlu di lakukan pemerikasaan kelengkapannya sebelum barang di terima, meliputi keabsahan faktur,kesesuaian faktur dengan SP, kesesuaian faktur dengan item obat yang datang dan pemeriksaan fisik obat.
Pemeriksaan keabsahan faktur  merupakan suatu tahapan penting yang harus di lakukan ,pemeriksaan meliputi nama,alamat dan nomor telepon BPF yang bersangkutan ,nama dan tandatangan penanggung jawab PBF, nomor ijin PBF dan stempel BPF. Apabila tidak terdapat identitas PBF, maka harus di tolak. Mengenai pemeriksaan kesesuaian faktur dan SP dilakukan dalam hal nama PBF, nama dan  jumlah spesifikasi obat serta harga obat yang di pesan ,jika tidak sesuai wajib ditanyakan pada pengirim dan di lakukan penyesuaian.
Pemeriksaan lain yang juga harus di lakukan adlah pemeriksaan fisik obat yang meliputi kondisi wadah baik kemasan primer maupun skunder harus tertutup rapat,kondisi sediaan (bentuk,warna,bau jika ada),dan tanggal kadaluawarsa sudah dekat wajib di kembalikan.
Setelah pemeriksaan obat yang dikirim selesai, maka faktur di tandatangani oleh apotekar dan di beri stempel apotek.faktur asli diberikan pada PBF dan salinan  faktur untuk apotek. Pembayaran dapat dilakukan tunai pada saat obat di terima dan atau secara kredit dengan jangka waktu tertentu.

d.      Penataan obat 
 Obat dan perbekalan farmasi yang datang dari apotek penyedia langsung di terima gudang dan di tata berdasarkan alfabetis,bentuk sediaan ,dan kandungan apa yang ada di dalam suatu obat kemudian di simpan berdasarkan bentuk sediaan.

e.       Penyimpanan obat
Apotek RSM kalitidu mempunyai gudang khusus untuk menyimpan barang-barang persediaan. Penataan obat di lakukan dengan tujuan untuk mempermudah pelayanan dan untuk menjamin stabilitas obat serta menghindari kesalahan dalam pengambilan obat yang dapat menggangu kelancaran pelayanan.
          Obat bebas dan obat bebas terbatas di simpan pada etalase dalam lemari kaca di runag pelayanan ,obat  keras di simpan di dalam ruang peracikan dan penatasnya berdasarkan bentuk sedian dan di urut secara alfabetis. Untuk obat-obat beresiko tinggi dan perlu pengawasan khusus seperti antihipertensi,antidiabetes,obat jantung dan obat kolesterol di simpan di dalam almari tersendiri dan penataanya di sendirikan menurut alfabetis untuk masing-masing kelas terapi.
 Obat-obat seperti suppositoria,orula,dan sediaan lain yang tidak stabil pada suhu kamar di simpan di lemari es. Alat kesehatan dan perbekalan farmasi seperti perban,plester,perlengakapan bayi dan sebagainya di letakkan tersendiri di etalase dekat oabt bebas dan obat-obat bebas terbatas.
Pengetahuan barang  berdasarkan sistem FEFO (first  expired first out) dan FIFO (first in first out) untuk menghindari adanya obat kadaluarsa.

f.       Penjualan / distribusi
Sistem distribusi obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak setelah sediaan disiapkan oleh IFRS, dihantarkan kepada perawat, dokter atau profesional pelayanan kesehatan lain untuk diberikan kepada penderita
Sistem distribusi obat di RSM kalitidu dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan pelayanan lewat resep, seperti bagan berikut


    















g.      Pencatatan obat
Untuk ketertiban dan keteraturn dalm pelaksanaaan kegiatan, Apotek RSM kalitidu melengkapi sistem pencatatan dengan membuat:
1.      Buku –buku daftar harga (resep  dan non resep), buku defecta ,buku order, buku penerimaan barang
2.      Kartu stok persediaan apapun di apotek (sebagai catatan penjualan di apotek)
3.      Blangko surat pesanan obat,nota kontan ,kuitansi, surat tanda terima faktur
4.      Blangko copy resep dan pemberian informasi tertulis.
5.      Buku daftar PBF dan apotek lain
6.      Buku penolakan resep untuk mengetahui obat apa lagi yang sekirannya perlu di sediakana oleh apotek
7.      Buku laporn keuangan yang berisi tentang semua transaksi keuangan yang terjadi di dalam apotek baik secara tunai maupun kredit.

h.      Pelaporan obat narkotik dan psikotripik

Berdasarkan kebijakan direktur RS Muhammadiyah kalitidu, penyediaan narkotik dan psikotripik tidak di adakan  di RSM kalitidu dan pelayanan resep narkotik dan psikotropik di lakukan  dengan cara pembelian di apotek lain yang menyediakan sediaan tersebut.

i.        Pemusnahan
Pemusnahan obat rusak.berumur lama/expire dan obat-obat yang sudah tidak dapat di gunakan lagi. Pemusnahan obat di rumah sakit harus melalui keputusan pejabat yang berwenang, karena merupakan kekayaan untuk negara.
Tata cara pemusnahan obat milik RSM kalitidu adalah sebagai berikut:
·         Penanggung jawab obat daftar obat yang akan di musnahkan
1)         Nama barang
2)         Spesifikasi (merek,nomor katalog dll)
3)         Jumlah
4)         Harga perolehan
5)         Harga total
6)         Cara pemusnahan

·         Untuk sampah medis cara pemusnahan di rujuk ke RSUD Bojonegoro

2.      Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan merupakan salah satu proses perencanaan,pengukuran dan pengkomunikasian informasi keuangan yang di lihat dalam berbagai bentuk antara lain berupa laporan laba rugi, dan aliran kas  (cash flow) dan neraca.
 Laporan laba rugi adalah laporan akutansi keuangan yang menggambarkan tentang jumlah penjualan ,jumlah variabel,biaya tetap dan laba laporan aliran kas di buat untuk menggambarkan tentang perkiraan rencana jumlah penerimaan dan jumlah  pengeluaran uang kas apotek selama periode waktu tertentu.

3.      Pengelolaan Administrasi
Pengelolaan administrasi di apotek harus di lakukan dengan baik dan benar, sehingga apotek suatu saat di perlukan dokumen tersebut dapat di tunjukan sebagai bahan pengawasan.
Administrasi pembukuan arus uang dan arus barang terdiri dari buku pembelian ,mencatat semua barang yang di terima dari pemasukan .buku penjualan mencatat omzet penjualan barang baik dari resp maupun non resep.
                      
B.     Pelayanan Teknis Kefarmasian
1.      Pelayanan resep di Apotek “RSM Kalitidu”
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada APA untuk menyiapkan dan atau membuat , meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
Jika resep tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakannya kepada dokter penulis resep tersebut.

              Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :
a)      nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter hewan
b)      Tanggal penulisan resep (inscriptio)
c)      Tanda R/ pada bagian kiiri setiap penulisan resep (invocatio)
d)     Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio)
e)      Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
f)       Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan   yang berlaku (subscriptio)
g)      Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan
h)      Tanda seru dan atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis maksimalnya.
Pada resep yang mengandung narkotika tidak boleh tercantum  Tulisan atau tanda iter ( iterasi = dapat diulang ), m.i ( mihi ipsi = untuk dipakai sendiri ) atau u.c. (usus cognitus = pemakaian diketahui). Untuk resep yang memerlukan penanganan segera, dokter dapat memberi tanda di bagian kanan atas resepnya dengan kata-kata : Cito  ( segera), statim ( penting ), urgent ( sangat penting), atau P.I.M ( periculum in mora) = berbahaya bila ditunda ).Bila dokter menghendaki, resep tersebut tidak boleh diulang tanpa sepengetahuannya. Oleh karena itu, pada resep tersebut dapat ditulis singkatan n.i (ne iteratur = tidak dapat diulang).
Resep yang sudah dapat di pastikan keabsahan kelengkapan dan rasionalitasnya, kemudian di hitung jumlah obat yang di butuhkan serta hargannya, pasien di konfirmasi mengenai obat dan hargannya dan apabila pasien setuju ,resep dapat langsung di kerjakan. Apabila ternyata uang pasien tidak cukup, dapat di lakukan penggantian obat dengan obat generik atau obat dari pabrik lain yang harganya lebih murah.
Resep yang siap di kerjakan di berika karcis nomor resep dan tanggal pengerjaan resep,karcis nomor resep memiliki ketentuan: warna karcis nomer kuning untuk pagi hari dan biru untuk sore hari.sebagai bukti untuk pasien ,pasien mendapat sobekan nomer resep. Lembar resep yang telah di bayar lunas di beri stempel Lunas.
 Ketentuan pada saat mengerjakan resep adalah: obat di racik sesuai dengan permintaan yang tertulis di resep pengambilan dan peracikan obat di lakukan oleh apoteker , pengerjaan obat yang telah sesuai di periksa kembali oleh apoteker,di buatnya copy resep untuk obat yang belum di ambilseluruhnya atau pasien meminta copy resep dan di berikan kwitansi beserta rincian obat yang di tuliskan di balik kwitansi apabila pasien memintanya.
Sebelum  menyerahkan obat kepada pasien , apoteker harus mencocokan  obat dengan resep dalam hal: nama pasien pada etiket,nama maupun jumlah obat, aturan pakai.

2.      Pelayanan obat non resep

Saat ini masyarakat banyak melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) dimana mereka langsung datang mencari obat untuk mengatasi gejala penyakit yang di rasakan mereka. Masalah-masalah dalam swamedika yang perlu menjadi perhatian kita adalah: swadiagnosis yang keliru,penggunaan obat secara salah,penggunaan obat secara berlebihan,anggapan obat bebas pasti aman.
 Menurut  permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

v  Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
v  Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
v  Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
v  Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang  prevalensinya tinggi di Indonesia.
v  Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat diper tanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri.
Obat-obat yang dapat di tebus tanpa resep dokter yaitu  obat wajib apotek (OWA.)
OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.
v  Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube
v  Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita
v  Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul..
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.
3.      Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi ( KIE)

Kemajuan yang pesat di bidang kedokteran dan kefarmasian telah menyebabkan produksi berbagai jenis obat meningkat sangat tajam.obat pada dasarnya adalah racun yang tidak di gunakan sebagai mana mestinya akan membahayakan penggunanya,tapi jika obat di gunakan dengan tepat dan benar maka efek positif akan di dapat oleh pengguna.
Pelayanan kefarmasian yang utuh tidak hanya sekedar mendistribusikan obat saja,tetapi juga harus di sertai dengan memberika komunikasi informasi dan edukasi(KIE), pada pasien tentenga bagaimana seharusnya obat di gunaka secara tepat dan benar.
Demikian dengan pelayanan KIE yang di lakukan di Apotek RSM kalitidu memiliki aspek-aspek sebagi berikut:
a)      Nama obat
b)      Indikasi
c)      Aturan pakai :dosis,rute (oral,topikal),frekuensi penggunaan,waktu minum obat(sebelum/sesudah makan,tidak bersamaan dengan obat lain)
d)     Cara penggunaan :
1)      Sediaan berbentuk sirup /suspensi harus di kocok terlbih dahulu.
2)      Antasida harus di kunyah terlebih dahulu.
3)      Tablet sublingual harus di letakkan di bawah lidah ,bukan di letakkan langsung,tablet bukal di letakkan di antara gusi dan pipi,bukan di telan langsung.
4)      Teknik khusus untuk penggunaan inhaler,obat tetes mata,telinga,hidung dan suppositoria.
5)      Sediaan degan formulasi khusus seperti tablet lepas lambat atau sediaan tablet yang harus hancur di usus,harus di telan dan tidak boleh di gerus.
e)      Cara penyimpanan
f)       Berapa lama obat harus di gunakan
g)      Apa yang harus di lakukan jika terlupa minum atau menggunakan obat
h)      Kemungkinan terjadinya efek samping yang akan di alami dan bagaimana cara atau meminimalkanya.






BAB III
PEMBAHASAN

A.    Definisi dan Tujuan Praktek Lapangan (PKL)
1.      Definisi PKL
Pada umumnya dalam melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan terdapat dasar-dasar pelaksanaan yang melandasinya. Adapun dasar-dasar pelaksanaan  praktek kerja lapangan adalah keputusan pemerintah melalui Depkes RI tanggal 17 februari 1987 No.453/kep/Diknas/II/1987. Dimana kegiatan –kegiatan tempat praktek kerja lapangan tersebut dapat di laksanakan pada unit pukesmas,rumah sakit,Apotek,maupun PBF.
2.      Tujuan PKL
Adapun yang menjadi tujuan umum praktek kerja lapangan  di antarannya adalah:
a.       Menghasilkan tenaga kerja yang  memiliki keahlian profesional,dengan tingkat pengetahuan ,ketrampilan dan etos kerja.
b.      Meningkatkan prosentase proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.
c.       Memberi pengetahuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
d.      Memberi pengalaman kerja bagi siswa untuk mengaplikasiakan materi yang di pelajari di sekolah dengan tempat unit kerja.
e.       Siswa memahami tiap-tiap cara kerja
f.       Siswa memehami tugas pada bidang kerjannya
Setelah semua melakukan PKL siswa di harapkan:
a.       Memiliki pengetahuan tentang struktur organisasi apotek.
b.      Memiliki pengetahuan tentang cara menerima resep dari pasien.
c.       Memiliki pengetahuan  tentang cara membaca resep  dokter.
d.      Memiliki pengetahuan tentang menyiapkan obat sesuai resep.
e.       Memiliki pengetahuan tentang penrencanaan, pengadaan, penyimpanan, penjualan obat.
f.       Memiliki pengetahuan tentang fungsi,tugas dan wewenang apotek.
g.      Memiliki pengetahuaan tentang perizinan apotek.

B.     Gambaran Umum Tempat PKL
1.      Sejarah berdirinya RS.MUHAMMADIAH Kalitidu
Bermula dari BP/BKIA yang berdiri pada tahun 1992 dengan rekomendasi ijin no 503/007/40932/1992 di bawah pimpinan dr. Riyanto .perkembangan selanjutnya rumah sakit ini ternyata semakin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga operasionalisasinya t idak hanya melaksanakan funsi sebagai BP/BKIA akan tetapi juga melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit umum. Perkembangan ini menjadiak pihak managemen rumah sakit melakukan proses peningkatan status menjadi rumah sakit umum,dengan izin rekomendasi sementara No.800/4055/412.40/2008 dan di perpanjang kembali rekomendasi ijin operasioanal sementara No.445/208/203.412/2012 dan selanjutnya untuk perizinan tetap masih dalm proses.

Tabel Perkembangan RSM kalitidu tahun 1992 sampai dengan 2012
NO.
Tahn
Perkembangan rumah sakit
1
1992
Mendapatkan ijin berdirinya BP/BKIA
Nomer:503/0072/40932/1992
2
1998
Bekerjasama dengan dokter pukesmas kalitidu sebagai penanggug jawab sekaligus direktur BP/BKIA kalitidu atau yang biasa disebut denga PKU kalitidu untuk melakukan rawat inap kls 3 dengan juklah TT 6 Bed (tanpa sekat)
3
2001
Berdirinya rawat inap di pukesmas kalitidu yang menyebabkan PKU kalitidu mati suri
4
2004
a.       Pavingisasi halaman depan
b.      Pembenahan ruang kelas 3 dengan memberikan sketsel
c.       Pembuatan kamar perawatan kels 2 (2kamar)
5
2006
Pembenahan pelayanan di PKU kalitidu dari semua ini:
a.       Perekrutan tenaga paramedik sebagi ujung tombak pelayanan
b.      Pembangunan gedung baru kls1 sebanyak 5 kamar
c.       Pembangunan dan pembelian sarana laboratorium
d.      Pembelian srana mobil espass yang di fungsikan sebagi ambulance
e.       Buka poli klinik 24 jam dengan administrasi Rp.3000,-
f.       Buka poli gigi yang di tangani oleh 1 drg
5
2007
a.       Pengurusan kembali ijin penyelenggaraan BP/BKIA pada tanggal 12 juni 2007 dari kepala dinas kesehatan kab.bojonegoro. No. 440/2430/412.40/VI/2007
b.      Pembangunan gedung kls 3 sebanyak 5 TT
c.       Penambahan lokal kls 1 sebnyak 5 kamar
d.      Kerjasama dengan PT.jamsostek untuk PPK1
e.       Penambahan dokter umum sebagai dokter jaga 24 jam
6
2009
a.       Penambahan bangunan musholla
b.      Pembangunaan dan pembelian sarana kamar operasi (OK)
c.       Pembangunan dan pembelian sarana kamar bersalin
d.      Pembangunan dan pembeli sarana runag radiologi
e.       Buka poli kandungan yang di tangani oleh dokter obgyn
f.       Buka poli bedah yaang di tangani oleg dokter sp. Bedah
g.      Pembuatan tempat parkir
7
2010
a.       Pembangunan ruang VIP 4 kamar
b.      Pembelian genset 22.000 KVA
c.       Kerjasama dengan lippo insurance
d.      Mobil ambulan minibus elv bantuan dirjen menkes
8
2011
a.       Pembangunan ruang kelas  utama 5 kamar
b.      Pembangunan ruang jenazah,londry ,genset.pos keamanan dan gudang obat
c.       Pavingisasi halaman belakang
d.      Renovasi dan pembenahan serta penambahan saran ruang UGD
e.       Pemberian ijin operasional sementara dari bupati bojonegoro tgl 9 feb 2011 No.440/13/208.41/2011
f.       Kerjasama dengan asuransi relief,sinar mas MSIG
9
2012
a.       Pembelian lahan tanah seluas 1038 M2
b.      Terakreditasi 5 pelayanan
c.       Perpanjangan ijin operasional sementara dari bupati bojonegoro tagl 8maret 20012 No.445/208/208.412/2012
d.      Kerjasama dengan asuransi sinar mas ,CIU insurance


2.      Lokasi RSM kalitidu
Rumah sakit Muhammadiyah kalitidu memiliki lokasi yang sangat strategis karena terletak di kecamatan kalitidu, di pinggir jalan raya propinsi antara kota bojonegoro dan kota cepu jawa tengah. Kecamatan kalitidu merupakn kawasn ring 2 yang berjarak sekitar 3 km dari eksplorasi gas blok cepu yang merupakan lokasi pertambangan  minyak dan gas bumi terbesar di Asia tenggara. Tentu saja hal ini akan menjadi titik tolak moderinitas masyarakat sekitar kalitidu sebagai jlur utama perhubungan pertambangan dengan PERTAMINA cepu, sesuai dengan konsep pembangunan kota bojonegoro ke depan ,kalitidu akan di sulap menjadi kota satelit di wilayah bojonegoro.

3.      Sarana dan Prasarana RSM Kalitidu

NO
JMLH
KETERANGAN
ADA
TIDAK
1

IVENTARIS KANTOR



1 buah
Papan nama apotek+ neon box
ya


3 buah
Etalase
ya


1 buah
Rak besi
ya


1 buah
Kulkas obat
ya


1 buah
Kipas angin
ya


4 buah
Kursi tinggu
ya


3 buah
Lemari arsip
ya


3 buah
Meja pelayanan
ya


1 buah
Telepon
ya


2 buah
 Lampu
ya


1 buah
Jam dinding
ya


1 set
Tempat sampah,alat kebersihan
ya


2 buah
Kalkulator
ya


1 buah
Televisi
ya

2

IVENTARIS APOTEK



1 set
Mortir dan stampar
ya


5 buah
Nampan tempat obat
ya


4 buah
Etalase kaca
ya


1 buah
Lemari es
ya


1 buah
Meja peracikan
ya


1 buah
Kipas angin
ya


1 buah
Loket arsip
ya


1 set
Komputer
ya

3

SUPLAI APOTEK




Etiket
ya



Wadah pengemas
ya



Wadah pembungkus
ya


4.      Ketenagaan / personali
Apotek RSM kalitidu dalam melakukan optimalisasi layanan dan efisiensi kerja apotek memiliki SDM ketenagaan / personalia instalasi farmsi antara lain:
·         Apoteker 1 orang
Bertugas mengelola dan bertanggung jawab atas kepemilikan surat izin,adapun tugas lain dari apoteker adlah melakukan pemesanan obat kepada PBF.
·         Asisten apotekaer 3 orang
Bertugas menghargi resep membri etiket apabila apoteker tidak berada di tempat.maka asisten apoteker dapat mengganti tugas dari apoteker sebelum obat di serhakan ke pasien.

Asisten apoteker terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
o   Bagaian pergudangan 1 orng
Melakuakn pengecekan obat sehingga dapat melakukan pemesanan.
o   Kasir 1 orang
Berugas menerima pembayaran dari pasien setelah asisten apoteker menghargai resep serta menutup keuangan di setiap akhir pembagian sift.
o   Peracikan /pembantu umum 1 orang
Bertugas membantu mengerjakan resep baik askes maupun resep umum.meracik obat dalam bentuk puyer maupun kapsul.


















C.    PEMBAHASAN KASUS
1.      Kekosongan obst di apotek RSM kalitidu
Fungsi utama apotek di sebuah rumah sakit adalah sebagai tempat obat-obatan dan alat kesehatatan yang di butuhkan pasien rumah sakit. Namun terkadang obat yang di minta dokter untuk pasien tidak ada atau stok kosong. Demikian yang di alami oleh Apotek RSM kalitidu, setiap dokter meminta obat untuk pasien ,apotek RSM kalitidu sering sekali mengalami kekosongan stok obat. Hal itu sangat merugikan  pasien karena mereka harus menuggu lebih lama untuk mendapatkan obat yang di minta.karena petugas apotek harus membeli obatnya di apotek luar rumah sakit. Hal itu  terjadi tidak hanya sekali atau dua kali tapi sangat sering sekali terjadi, terkadang petugas apotek juga mengganti obat yang di minta pasien dengan obat yang kandungannya sama itu pun  kadang salah menggantinya,hal itu terjadi karena perekrutan petugas apotek yang tidak sesuai dengan ijazah atau bidang yang di kuasai.
Bahkan cairan RL habis dan tidak ada persediaan sama sekali padahal RL termasuk cairan yang sangat sering di gunakan pasien rawat inap atau pasien baru (PB). Terpaksa saya harus membeli dua kardus RL di apotek luar rumah sakit.
        Seharusnya sebagai tempat kesehatan yang terkemuka dan menjadi pilihan utama masyarakat kalitidu, Apotek RSM kalitidu harus siap siaga dan berusaha menyediakan obat-obatan dan alkes yang paling pokok atau yang sering di minta dokter untuk pasien. Dengan demikian tidak akan ada keluhan dari pasien dan keributan dengan sesama pegawai apotek.
        Bila semua obat-obatan tersedia, pelayanan kesehatan di RSM kalitidu tidak akan terhambat dan akan menjadi pilihan utama masyarakat kalitidu untuk tempat pengobatan yang baik,berkualitas dan efisien.
.




BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
v  Rumah sakit muhammadiyah kalitidu ,merupakan amal usaha milik muhammadiyah yang bergerak di bidang kesehtan.
v  Pelayanan di rumah sakit kalitidu mengutamakan keramahan ,ketanggapan,profesionalisme dan islami.
v  Pengeluaran barang di RSM kalitidu menggunakan sistem FEFO (first ecpired first out) dan FIFO (first in firts out) untuk menghindari adanya obat kadaluarsa.
v  Evaluasi terhadap kegiatan kefarmasian di RSM kalitidu di lakukan setiap akhir bulan untuk mengevaluasi kinerja apotek dan SDM yang berperan di dalamnya oleh apoteker.

B.            Saran
v  Hendaknya lebih memperhatikan stok obat yang habis
v  Dalam perekrutan tenaga kerja sebaikanya melalui seleksi dan sesui dengan bidng keahliannya.
v  Sebaiknya perbeklan farmsi seperti mortir,stampar di tambah dan gelas ukur.gelas erlemeyer,sundip,sendok tanduk. Dan lain-lain di sediakan
v  Gudang obat sebaiknya kusus untuk penyimpanan obat dan perbekalan farmasi saja jangan di cmapur dengan gudang barang –barang bekas.
v  Hubungan kerjasama dalam team atau dalam sesama pegawi lebih di tingkatkan
v  Seharusnya pegawai apotek Memberi contoh yang baik ke pada para mahasiswa PKL.




DAFTAR PUSTAKA

Arief ,muhammad, 1990 ,manajemen apotek.jakarta
Depertemen kesehatan RI,  tentang pekerjaan kefarmasian
Fajar Moh.,Drs.Apt.,1990,farmakologi dan terapi.sumatra utara
Hartono ,1998,ilmu farmasi .jakarta
ISO  Indonesia ,volume 46-2011 s/d 2012,ISSN 0854-4492
Sulistya gan ,dan kawan-kawan ;1981 farmakologi dan terapi,bagian farmakologi.fakultas kedokteran universitas indonesia

Comments